KEDATANGAN SEKUTU DAN NICA

04/12/2010 09:23

Setelah jepang menyerah pada tanggal 14 agustus 1945 pada Sekutu, Sekutu menugaskan Jepang untuk menjaga keamanan Indonesia sampai dengan kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia. Setelah memangkan perang dunia II, pasukan sekutu dating ke Indonesia dan terbagi menjadi dua , yaitu:

1.                   SEAC (South East Asia Command), untuk wilayah bagian barat Indonesia

2.                   SWPC (South West Pasific Command), untuk wilayah bagian timur Indonesia

Dalam melaksanakan tugasnya di Indonesia bagian barat, mereka membentuk ANFEI (Allied Forces for Netherlands East Indies) di bawah pimpinan Latnan Jendral Philip Cristison. Adapun tugas ANFEI adalah :

1.                   Mengurus penyerahan, pelucutan senjata dan pemulangan pasukan Jepang.

2.                   Membebaskan tawanan perang.

3.                   Memulihkan keamanan dan ketertiban.

4.                   Menyelidiki, mencari, dan mengadili para pejabat perang.

Kedatangan sekutu terbagi menjadi tiga tahap, yaitu pada tanggal 8 September 1945 dipimpin oleh Mayor Greenhalg yang dating dengan cara terjun paying di lapangan udara kemayoran pada tanggal 14 September 1945, tanggal 29 September 1945 Kapal penjelajah Cumberland berlabuh di Tanjung Priok dengan membawa Laksaman Patterson.

Pada mulanya kedatangn sekutu disambut dengan sekap netral oleh pihak Indonesia, tetapi setelah mengetahui kedatangan sekutu menbonceng NICA (Netherlands Civil Administrasion) sikap masyarakat berubah mencadi curiga. Dan akhirnya terjadilah beberapa gejolak dan konflik di Indonesia.

1)         Pertempuran Ambarawa

Latar belakang terjadinya pertempuran ini adalah ketika pasukan sekutu yang diboncengi NICA berusaha membebaskan orang-orang Belanda yang ditahan Jepang. Namun, setelah bebas para tahanan itu kemudian dipersenjatai dan akhirnya memicu akonflik dengan para masyrakat Magelang dan Ambarawa.

Untuk meredam konflik tersebut, pada tanggal 21 November 1945 presiden Soekarno mengadakan perundingan dengan Jendral Betherll dan menghasilkan kesepakatan :

1.    Pihak sekutu tetap akan menempatkan pasukannya  di Magelag, untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APWI. Jumlah pasukan sekutu ditentukan terbatas bagi keperluan melaksanakan tugasnya.

2.    Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan sekutu.

3.    Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan yang berada dalam kekuasaanya.

Namun ternyata, hasil perundinagn tersebut dilanggar oleh sekutu sehngga akhirnya terjadi konflik kembali atanra TKR dengan pasukan sekutu pada tanggal 21 November 1945. Kota ambarawa dikepung dari 4 sektor oleh pasukan TKR yang dibantu oleh para pemuda. Pada pertempuran ini Letkol Isdiman gugur dengan demikian panglima divisi Banyumas Kolonel Soedirman, memimpin pasukan untuk menyerang sekutu di Ambarawa. Dengan bantuan pasukan dari berbagai daerah akhirnya pada tanggal 15 Desember 1945 psukan sekutu dapat dikalahkan setelah pertempuran 4 hari 4 malam.

2)      Pertempuran Surabaya

                                                Pada tanggal 25 Oktober 1945, brigade 49 di bawah pimpinan Jendral A.W.S Mallaby mendarat di Surabaya. Kedatangan sekutu tersebut di terima dengan enggan oleh masyarakat Surabaya, sehingga diadakanlah kesepakatan yang berisi:

1.       Inggris berjanji di antara mereka tidak terdapat Angkatan Perang Belanda.

2.       Disetujui kerjasama antar kedua belah pihak untuk menjamin keamana dan ketentraman.

3.       Akan segera dibentuk Kontak biro agar kerjasama dapat terlaksana sebaik-baiknya.

4.       Inggris hanya akan meluciti senjata tentara Jepang saja.

Namun kesepakatan tersebut dilanggar dengan dilakukannya pembebasan colonel huiyer dan pendudukan tempat-tempat vital lainnya. Selain itu juga sekutu menyebarkan famplet yang berisi perintah kepada rakyat Surabaya untuk menyerahjkan senjata rampasan dari jepang, maka dari itu terjadilah bebrapa kontak senjata di Surabaya dan pasukan Inggris semakin terdesak sehingga diadakanlah perundingan dan menghasilkan kesepakatan:

1.       Surat edaran yang ditandatangani Jendral H.C.Hawnthorn dinyatakan tidak berlaku.

2.       TKR dan Polisi diakui oleh pihak sekutu.

3.       Seluruh kota Surabaya tidak dijaga oleh sekutu, kecuali kamp-kamp tawanan dijaga oleh sekutu dan TKR.

4.       Untuk sementara waktu Tanjung Perak dijaga bersama TKR, Polisi, dan tentara sekutu guna penyelesaian tugas menerima obat-obatan untuk tawanan perang.

Namun setelah terjadi kesepakatan tersebut, di bebrapa tempat masih terjadi konflik sehingga para pemuda mengepungnya dan dalam peristiwa tersebut Jendral A.W.S.Mallaby terbunuh sehingga memancing kemarahan sekutu dan mengeluarkan ultimatum agar masyarakat Surabaya menyerahkan senjata dan menyerahkan pembunuh mallaby ke tempat yang telah ditentukan dengan meletakkan tangan diatas kepala. Sampai waktu ultimatum tersebut habis tak ada stupun rakyat yang mematuhinya, sehingga pada tanggal 10 November terjadilah pertempuran yang hebat antara arek-arek Surabaya dengan Sekutu.

3)      Bandung Lautan Api

Seperti di Surabaya AFNEI menuntut pasukan ndonesia untuk menyerahkan senjata, tuntutan tersebut disusul dengan ultimatum agar TKR meninggalkan kota Bandung bagian utara paling lambat taggal 29 Oktober 1945. Tetapi rakyat bandung tidak mengindahkan ultimatum trsebut dan sesekali TKR melakukan serangan terhadap AFNEI sampai awal tahun 1946.

Tanggal 23 Maret 1946 utuk kedua kalinaya AFNEI mengeluarkan ultimatum agar TRI meninggalkan seluruh kota Bandung. Sehari sebelumnya pemerintah RI mengeluarkan perintah yang sama. Namun, perintah tersebut berlawanan dengan intruksi dari markas TRI di Surabaya, akhirnya TRI di bandung memenuhi perintah pusat, walaupun dengan berat hati tindakan meninggalkan kota Bandung ini bukan berarti kekalahan, hal ini dibuktikan sebelum meninggalkan Bandung, pejuang republic melancarkan serangan umum ke arah sekutu dan tanggal 23 Maret 1946 membungihanguskan kota Bandung bagian selatan.

4)      Pertempuran Medan Area

Peristiwa ini terjadi ketiak pasukan sekutu yang diboncengi oleh NICA di bawah pimpinan Brigjen TED Kelly mendarat di Medan tanggal 9 Oktober 194. Pada tanggal 18 Oktober 1945 mengeluarkan maklumatyang isinya melarang rakyat untuk membawa senjata dan semua senjata harus diserahkan kepada tentara sekut, namun ultimatum tersebut tidak dipenuhi sehingga dengan secara sepihak Sekutu memasang papan yang bertuliskan Fixed Bondaris Medan Area yang artinya adalah pematokan wilayah kekuasaan sekutu secara sepihak. Selain itu sekutu juga melancarkan serangan secara besar-besaran dengan melibatkan pesawat tempur meraka sehingga terjadilan pertempuran dan terkenal dengan pertempuran Medan Area.

Contact

Search site

© 2010 All rights reserved.

Create a website for freeWebnode